Mengintip Cara Pembuatan Keris


Pembuatan keris bervariasi dari satu empu ke empu lainnya, tetapi terdapat prosedur yang biasanya bermiripan.
Berikut adalah proses pembuatannya secara ringkas :
- Bilah besi sebagai bahan dasar diwasuh atau dipanaskan hingga berpijar lalu ditempa berulang-ulang untuk membuang pengotor (misalnya karbon serta berbagai oksida).
- Setelah bersih, bilah dilipat seperti huruf U untuk disisipkan lempengan bahan pamor di dalamnya.
Selanjutnya lipatan ini kembali dipanaskan dan ditempa.
Setelah menempel dan memanjang, campuran ini dilipat dan ditempa kembali berulang-ulang.
Cara, kekuatan, dan posisi menempa, serta banyaknya lipatan akan memengaruhi pamor yang muncul nantinya.
Proses ini disebut saton.
Bentuk akhirnya adalah lempengan memanjang.
- Lempengan ini lalu dipotong menjadi dua bagian, disebut Kodhokan.
Satu lempengan baja lalu ditempatkan di antara kedua kodhokan seperti roti sandwich, diikat lalu dipijarkan dan ditempa untuk menyatukan.
Ujung kodhokan lalu dibuat agak memanjang untuk dipotong dan dijadikan ganja.
- Tahap berikutnya adalah membentuk pesi, bengkek (calon gandhik), dan terakhir membentuk bilah apakah berluk atau lurus.
Pembuatan luk dilakukan dengan pemanasan.
- Tahap selanjutnya adalah pembuatan ornamen-ornamen (ricikan) dengan menggarap bagian-bagian tertentu menggunakan kikir, gerinda, serta bor, sesuai dengan dhapur keris yang akan dibuat.
- Silak waja dilakukan dengan mengikir bilah untuk melihat pamor yang terbentuk.
- Ganja dibuat mengikuti bagian dasar bilah.
Ukuran lubang disesuaikan dengan diameter pesi.
- Tahap selanjutnya, yaitu nyepuhi, dilakukan agar keris tampak tua.
Pada keris Filipina tidak dilakukan proses ini.
Nyepuhi ("menuakan") dilakukan dengan memasukkan bilah ke dalam campuran belerang, garam, dan perasan jeruk nipis (disebut kamalan).
Nyepuhi juga dapat dilakukan dengan memijarkan keris lalu dicelupkan ke dalam cairan (air, air garam, atau minyak kelapa, tergantung empu yang membuat).
TIndakan nyepuhi harus dilakukan dengan hati-hati karena bila salah dapat membuat keris retak.
- Pemberian warangan dan minyak pewangi dilakukan sebagaimana perawatan keris pada umumnya.
Bilah yang telah dibersihkan kemudian diberi warangan bila perlu untuk mempertegas pamor, dibersihkan kembali, dan kemudian diberi minyak pewangi untuk melindungi bilah keris dari karat baru.
Minyak pewangi ini secara tradisional menggunakan minyak melati atau minyak cendana yang diencerkan pada minyak kelapa.
- Langkah terakhir adalah membuat Warangka keris sesuai dengan yg diinginkan.
Yaitu meliputi Hulu/Deder/Pegangan keris, Selut, Mendak, Warangka, Gandar, Pendok.
Sekian mengenai pembuatan keris.
Wassalam..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari Jalan Ke surga